Senin, 17 Agustus 2015

Ekonomi Manajemen

10 Prinsip Ekonomi
Beserta Contohnya
Ekonomi berasal dari sebuah kata
dalam bahasa Yunani, oikonomos,
yang berarti “pengatur rumah
tangga.” Sementara sebagai
sebuah ilmu ekonomi dapat
diartikan sebagai ilmu mengenai
bagaimana masyarakat mengelola
sumber daya (resources) yang
bersifat langka (scarce). Adanya
kelangkaan (scarcity) inilah yang
membuat kita ga bisa memenuhi
semua keinginan kita. Bagaimana
sumber daya yang terbatas itu
dialokasikan, bergantung pada aksi
tiap komponen masyarakat, yang
secara umum dibagi menjadi dua
kubu: rumahtangga (household)
dan perusahaan (firm).
Secara umum, para ekonom
berusaha mempelajari bagaimana
orang mengambil keputusan yang
berkaitan dengan pengalokasian
sumber daya. Pekerjaan apa yang
dipilih, barang dan jasa apa yang
dibeli, seberapa banyak yang
disimpan. Para ekonom juga
mempelajari bagaimana orang
berinteraksi satu sama lain.
Seperti bagaimana pembeli dan
penjual membentuk pasar dan
menetapkan harga. Dan akhirnya,
para ekonom menganalisa berbagai
faktor serta kecenderungan yang
berlaku pada ekonomi secara
keseluruhan. Tingkat kenaikan
harga (inflasi), pertumbuhan
pendapatan rata-rata, juga tingkat
pengangguran.
Jadi, ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan kita sehari-
hari, hanya saja dengan kacamata
yang berbeda. Sepuluh Prinsip
Ekonomi merupakan sejumlah ide
pokok yang mendasari ilmu
tersebut. Dibagi ke dalam tiga
bagian sesuai deskripsi wilayah
kerja ekonom di atas, artikel ini
dimulai dengan kelompok yang
pertama, yaitu bagaimana orang
mengambil keputusan. Di sini kita
akan mengamati ekonomi dalam
kacamata seorang individu pelaku
ekonomi.
Prinsip I: Tiap orang menghadapi
tarik-ulur (trade-off)
Tidak ada yang gratis di dunia ini,
setuju? Ketika kita memilih
sesuatu, sesuatu yang lain pasti
kita korbankan. Pengorbanan ini
bisa berupa waktu, uang,
konsentrasi, apapun. Menulis blog
membuat saya kehilangan waktu
untuk bersantai ria. Melanjutkan
s1 berarti pengorbanan
kesempatan bekerja dengan gaji
yang layak.
Contoh klasik adalah tarik-ulur
antara “senjata dan mentega” (gun
and butter). Semakin besar
pengeluaran negara/pemerintah
untuk membangun pertahanan
(senjata), semakin sedikit sumber
daya yang tersisa untuk
memproduksi barang konsumsi
(mentega) untuk meningkatkan
standar hidup masyarakat. Begitu
pula sebaliknya.
Prinsip II: Biaya (cost) adalah apa
yang dikorbankan untuk
mendapatkan sesuatu
Terkadang kita melupakan
pengertian biaya atau harga yang
sebenarnya dari pilihan yang kita
ambil. Konsep yang sering
dilupakan adalah biaya
kesempatan (opportunity cost),
yaitu kesempatan yang hilang demi
menjalankan suatu pilihan. Oleh
karena itu, harga yang harus saya
bayar untuk s1 bukan cuma biaya
kuliah, buku, dan biaya hidup saja.
Biaya kesempatan yang timbul
akibat kehilangan kesempatan
bekerja dengan gaji yang layak
seharusnya ikut masuk
pertimbangan. Terkadang, biaya
kesempatan untuk melanjutkan
kuliah bisa jadi teramat tinggi.
Contohnya seorang pemain NBA, Le
Bron James, yang memutuskan
untuk tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi karena
menganggap ‘biaya kesempatan’
kuliah terlalu tinggi, dibanding
‘biaya kesempatan’ berkarier
sebagai atlet profesional.
Prinsip III: Orang rasional
berpikir pada marjin (margin)
Konsep orang rasional berarti
seseorang akan melakukan yang
terbaik untuk mencapai tujuan,
sesuai kesempatan yang ada.
Sementara marjin disebut juga
sebagai garis tepi atau batas.
Untuk memaksimalkan sesuatu
(entah keuntungan bagi
perusahaan atau kepuasan bagi
rumahtangga), orang rasional akan
selalu mempertimbangkan
perubahan marjinal, perubahan
yang terjadi karena perubahan
kecil pada suatu aksi. Contoh ,
keuntungan marjinal adalah
perubahan keuntungan yang kita
dapatkan atas penjualan ekstra
satu barang atau jasa. Secara
umum, orang akan membandingkan
manfaat marjinal dan biaya
marjinal ketika menentukan
keputusan. Pertanyaan klasik
mengapa berlian jauh lebih mahal
daripada air bisa Anda jawab
menggunakan konsep manfaat
marjinal.
Prinsip IV: Orang bereaksi
terhadap insentif (incentive)
Insentif adalah sesuatu (seperti
kemungkinan akan hadiah atau
hukuman) yang bisa membujuk
seseorang untuk bertindak. Dalam
ilmu ekonomi, insentif merupakan
hal yang sangat krusial.
Pengetahuan mengenai insentif
dan apa reaksi orang terhadap
insentif tersebut sangat penting
untuk mengetahui kerja dan
gerakan pasar, juga bagi para
pembuat kebijakan.
Seseorang biasanya akan lebih
“aktif” saat seseorang tersebut
mendapatkan keuntungan
tambahan dari apa yang ia
kerjakan. Contohnya seseorang
akan bekerja sessua porsi saat
penghasilannya tetap, tetapi saat
ada insentif maka ia akan bekerja
secara ekstra dari sebelumnya.
Prinsip V: Pertukaran barang
dapat menguntungkan semua
pihak
Suatu Negara akan memproduksi
sesuai kemampuan yang paling
optimal ( biaya produksi rendah,
kemampuan produksi tinggi,
kualitas bagus) yang dimiliki lalu
menjualnya ke Negara lain yang
tidak optimal produksinya dari
barang tersebut dan barang
produksi yang tidak bisa dihasilkan
secara optimal maka Negara
tersebutpun akan membeli dari
Negara lain yang produksinya lebih
optimal.
Contohnya:
Saya teringat sebuah joke menarik
mengenai ini. Alkisah sebuah
pabrik mobil yang berpusat di
Oklahoma, USA. Setelah sekian
lama memonopoli pasar mobil di
USA, muncul sebuah pabrik
pesaing, yang ajaibnya terletak di
tengah lautan. Jika pabrik
Oklahoma membutuhkan biaya
sebesar $25rb untuk mendisain,
meproduksi parts dan merakit
sebuah mobil hingga jadi, maka
pabrik San Fransisco dengan
ajaibnya hanya membutuhkan 50
ton gandum seharga $12rb.
Prosesnya pun terbilang cukup
mudah. Cukup mengirim gandum
ke pabrik melalui kapal, voila!
mobil dengan setengah harga pasar
pun tersedia. The factory is called
HONDA. Yup, pabrik ajaib kita
adalah perusahaan ekspor
impor.Apakah perdagangan
gandum-mobil di atas
menguntungkan USA-Jepang? We
could say so. Konsumen mobil USA
bisa mendapatkan mobil dengan
murah.Konsumen Jepang bisa
mendapatkan gandum kualitas
tinggi. Pabrik Oklahoma akan
merugi akibat persaingan tentu
saja. Akan tetapi, dengan sejumlah
inovasi dia bisa bangkit, kembali ke
pasar, dan memberikan suplai
mobil dengan kualitas dan harga
yang lebih menguntungkan
konsumen.
Prinsip VI: Mekanisme Pasar
merupakan metode yang cocok
untuk mengatur kegiatan
ekonomi.
Masih ingat dengan perang
dingin?Salah satu ideologi yang
dipertentangkan adalah ekonomi
pasar melawan ekonomi
terpusat.Salah satu kelemahan
ekonomi terpusat adalah, tidak
adanya insentif yang cukup untuk
maju dan berbuat lebih.Semua
sudah diatur oleh pemerintah.Di
sini bisa kita lihat kelemahan
kedua.Pemerintah tidak memiliki
kemampuan untuk mengalokasikan
sumber daya secara tepat. Di lain
pihak, mekanisme pasar bertumpu
pada keputusan kolektif rumah
tangga dan perusahaan dalam
pengalokasian sumber daya.
Dibandingkan pemerintah, tak ayal
lagi, pasar memiliki kemampuan
lebih.Pasar memunculkan
permintaan barang maupun jasa;
Pasar pula lah yang
mengumpulkan perusahaan
maupun rumah tangga untuk
menyediakan penawaran.Ekonom
menyebut mekanisme ini sebagai
tangan gaib (invisible hand).
Prinsip VII: Pemerintah dapat
meningkatkan kinerja pasar
Anda mungkin bertanya, jika
mekanisme pasar dapat
mengalokasikan sumber daya
secara efektif dan efisien, apa
perlunya pemerintah? Salah
satunya adalah untuk memastikan
mekanisme pasar bekerja dengan
baik melalui penegakan hukum dan
penyediaan sarana prasarana.Apa
gunanya mekanisme pasar kalau
pencurian merajalela, perjanjian
dagang tidak ditepati dan jalur
transportasi buruk (dan tidak ada
cukup insentif bagi pasar untuk
menyediakan jalur transportasi)?
Peran pemerintah tidak hanya
berhenti sebagai
fasilitator.Terkadang intervensi
terhadap mekanisme pasar
diperlukan, karena si tangan gaib
kita memang bisa mengatur
ekonomi, tetapi bukan berarti
mahakuasa. Di sini pemerintah
dapat melakukan dua hal:
meningkatkan efisiensi dan
keadilan. Salah satu penyebab
ketidakefisienan pasar adalah
eksternalitas, yaitu pengaruh suatu
tindakan terhadap khalayak umum.
Contoh: eksternalitas (negatif) yang
paling umum adalah polusi.Ada
pula faktor kekuatan pasar, di
mana suatu kekuatan tunggal (atau
segelintir orang) memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap
pasar.Bisa juga disebut
monopoli.Pemerintah memiliki
peran untuk mencegah timbulnya
faktor-faktor tersebut yang bisa
mengakibatkan gagalnya kerja
mekanisme pasar.Kemudian
berbicara mengenai keadilan,
mekanisme pasar hanya bisa
mengatur alokasi sumber daya
berdasarkan kemampuan
memproduksi sesuatu yang mana
orang mau membayar untuk itu.Si
tangan gaib tidak menjamin tiap
orang bisa punya pekerjaan, bisa
makan cukup atau bisa berobat
jika sakit.Pemerintah lah yang
bertanggung jawab atas keadilan
bagi seluruh rakyat, dengan
mekanisme pajak, subsidi dan
program kesehatan atau sembako
murah.
Contoh lain: Seperti dalam kasus
krisis perekonomian seperti
sekarang diamana banyak
perisahaan yang bangkrut dan
terjadi kegagalan pasar,
pemerintah dapat turun tangan
dan menyelamatkan perusahaan
tersebut dari kebangkrutan, dan
menjaga kemampuan produksi
sekaligus meminimalisir angka
pengangguran dengan cara
melakukan buyout, atau
pembelian/pengambil alihan
sebuah perusahaan oleh
pemerintah. Walau begitu
pemerintah tidak selalu harus
melakukan hal tesebut.
(Source: Gregory Mankiw, Principles
of Economics 4th edition, 2007)
Prinsip VIII: Standar hidup suatu
negara bergantung pada
kemampuan memproduksi barang
dan jasa
Contoh: Fakta menunjukkan
perbedaan standar hidup yang
cukup mencolok antarnegara yang
ada di dunia. Bank Dunia membagi
tingkat pendapatan suatu negara
menjadi Low Income (LIC) untuk di
bawah $785, Lower Middle Income
(LMC) untuk $766-$3035, Upper
Middle Income (UMC) untuk $3036-
$9385, dan High Income untuk di
atas $9386. Indonesia sendiri
terletak pada tingkatan LMC.
Perbedaan tingkat pendapatan
mengakibatkan pula perbedaan
standar hidup: kepemilikan akan
barang-barang elektronik, akses
layanan pendidikan dan kesehatan,
ketersediaan nutrisi, hingga tingkat
harapan hidup (life expectancy).
Faktor apa yang menjadi penentu
tingkat standar hidup suatu
negara? Produktivitas, yaitu jumlah
barang dan jasa yang diproduksi
tiap satu jam kerja. Semakin
produktif masyarakat suatu negara,
semakin besar kemampuan mereka
menikmati standar hidup yang
lebih baik. Konsep produktivitas
dan standar hidup ini akan
berdampak pula pada kebijakan
publik. Kebijakan publik yang
bertujuan meningkatkan standar
hidup masyarakat harus mampu
menjawab pertanyaan kunci,
‘bagaimana meningkatkan
produktivitas masyarakat?’Untuk
itu, diperlukan pendidikan yang
baik, fasilitas yang memadai,
kebijakan yang tepat dan
dukungan teknologi yang
mumpuni.
Prinsip IX: Harga akan naik ketika
pemerintak mencetak terlalu
banyak uang
Tingginya tingkat peredaran uang
akibat dari tingginya produksi uang
itu sendiri, menyebabkan nilai dari
uang tersebut menjadi semakin
kurang berharga yang berdampak
pada terjadinya inflasi. Sehingga
harga barang naik karena niali dari
uang tersebut menurun.
Contoh: Mungkin kalian masih
ingat dengan inflasi gila-gilaan–
disebut juga hiperinflasi–di
Zimbabwe, sampai-sampai terbit
duit kertas bertuliskan 10 milyar.
Kini, setelah mengalami 3 kali
devaluasi–penurunan nilai mata
uang–sejak 2006, dolar Zimbabwe
dinyatakan tidak berlaku, alih-alih
mata uang internasional lah yang
berlaku di negara tersebut.
Tahukah kalian apa penyebab
inflasi? Secara umum, inflasi atau
kenaikan tingkat keseluruhan harga
disebabkan terutama oleh jumlah
uang yang beredar di
masyarakat.Seperti di Jerman
periode awal 20an di mana harga-
harga naik 3 kali lipat tiap
bulannya, jumlah uang tercatat
meningkat 3 kali tiap bulannya.
Prisip X: Masyarakat menghadapi
tarik-ulur jangka pendek antara
inflasi dan pengangguran
Meskipun dalam jangka panjang
inflasi merupakan efek utama dari
jumlah uang beredar, dalam jangka
pendek mencetak uang banyak-
banyak malah bisa mengurangi
pengangguran.Lho?Berikut alur
analisisnya.Peningkatan jumlah
uang beredar dapat menstimulasi
kemampuan belanja sehingga
tingkat permintaan pun meningkat.
Kenaikan tingkat permintaan
memang berpotensi menaikkan
harga, akan tetapi ia juga akan
menarik minat pengusaha untuk
meningkatkan produksi barang dan
jasa untuk memenuhi permintaan
tersebut. Untuk itu, diperlukan
lebih banyak pekerja. Secara umum
lapangan pekerjaan akan
meningkat dan pengangguran pun
menurun. Jadi, dalam skala
keseluruhan ekonomi terdapat pula
tarik-ulur (trade off), yaitu antara
inflasi dan pengangguran.Para
penentu kebijakan dapat
memanfaatkan tarik-ulur jangka
pendek ini untuk menentukan
kombinasi inflasi dan
pengangguran yang dirasa
‘pas’.Caranya dengan mengatur
pengeluaran pemerintah, tingkat
pajak dan jumlah pencetakan
uang.Hal ini, tentu saja, menjadi
subjek perdebatan yang tidak
pernah berhenti.
Contoh: Tradeoff antara inflasi dan
pengangguran sifatnya hanyalah
sementara, namun dapat
berlangsung menahun. Dinegara
tertentu meningkatnya inflasi akan
mengurangi pengangguran. Namun
hal tersebut tampaknya tidak
terjadi di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar